Selasa, 28 Mei 2013

Waspadai Serangan Rayap!




Keberadaan rayap umumnya diketahui ketika kerusakan sudah terjadi. Kenalilah sedini mungkin gejalanya agar kita bisa segera menanggulanginya. Saat rayap melancarkan aksinya, kerugian besar bisa terjadi. Bangunan yang kuat dan megah sekalipun bisa dibuatnya rubuh.
Albertus A. Windratmo (Tito) dari SANOcare sebuah perusahaan pest control di Bandung, menyebutkan bahwa rayap sebagai hama kecil yang paling berbahaya. Dibandingkan hama pemukiman lain, seperti kecoa, tikus, atau semut, serangan rayap paling mengancam. Alasannya, rayap berkembang biak dengan cepat dan pergerakannya juga sulit dideteksi.

Rayap hidup secara berkoloni dengan anggota keluarga yang terdiri dari ratu, prajurit, dan pekerja. Setiap ratu bisa menetaskan 1.000—50.000 telur per hari. Umur ratu pun bisa mencapai 30 tahun. “Coba Anda bayangkan, betapa cepat pertumbuhan rayap dan betapa cepat pula ia merusak bangunan rumah Anda,” tegas Tito.

Indikasi Serangan
Pernahkah Anda melihat kayu-kayu di rumah Anda sudah mulai kopong dan muncul liang kembara di sekitarnya? Atau pernahkah Anda menemui sekawanan laron acap datang mengerubungi rumah Anda? Jika ini yang Anda alami, saatnya Anda waspada karena tanda-tanda tersebut mengindikasi adanya rayap dan sarangnya di sana.
Liang kembara rayap merupakan jalur rayap berjelajah dari pusat sarang di dalam tanah ke bagian kayu yang diserang. Liang kembara merupakan paduan antara tanah, kotaran, dan air liur rayap. Liang kembara keluar dari permukaan lantai, celah kayu, atau keluar dari retakan tembok.
Seringkali liang kembara tampak memanjang pada permukaan dinding atau hanya berupa bintik tanah kecil saja yang keluar dari celah kayu, nat lantai, lis gipsum plafon, atau retakan tembok. Adanya laron mengindikasikan bahwa tak jauh dari situ ada sarang rayap. Biasanya laron-laron ini keluar dari sarang di awal musim penghujan.

Bila Anda menemukan kusen kayu yang telah rusak parah, itu artinya serangan rayap sudah cukup lama terjadi, dan Anda harus segera melakukan tindakan pengendalian.



Sumber : tabloidrumah.com
(RIVANIE NOVALIA)

Editor: Sukarja
Foto: www.corbis.com

Segar Berkat Exhaust Fan




Merupakan salah satu solusi bersifat mekanik, pemasangan exhaust fan akan membantu memberikan sirkulasi udara yang baik di dalam ruang.
Exhaust fan memiliki kelebihan dibanding AC. AC hanya menghasilkan udara dingin tanpa memenuhi kebutuhan akan udara segar dan oksigen baru dari luar. Selain itu ruangan dengan AC memiliki kelembapan yang rendah. Sedangkan exhaust fan memasukkan udara baru dari luar yang tentunya lebih segar.
Cara kerja exhaust fan hampir sama dengan ventilasi atau jendela, hanya saja menggunakan tenaga listrik. Exhaust fan akan mengisap udara panas dari dalam ruang untuk dibuang keluar ruang. Bersamaan dengan itu, exhaust fan juga menarik udara segar dari luar ruangan untuk dimasukkan ke dalam ruang.

Letaknya Harus Sesuai
Exhaust fan cocok dipasang pada ruangan yang sirkulasi udara yang dianggap kurang memadai sehingga menimbulkan ruang yang sumpek dan pengap. Peletakan exhaust fan yang tepat akan mengoptimalkan penggantian udara yang baik pula di ruangan.
Ada beberapa macam  tipe exhaust fan menurut peletakannya, misalnya di dinding (wall mount), di jendela kaca (window mount), dan di plafon (ceiling mount). Untuk diletakkan di dinding, bagian belakang dinding haruslah area terbuka, seperti halaman. Atau bila dipasang di kamar tidur, pastikan ada akses yang besar untuk keluar masuknya udara. Sedangkan untuk pemasangan di jendela, syarat yang harus dipenuhi adalah kaca jendela harus memiliki ketebalan sekitar 3-7mm.
Sementara itu, jika dinding kanan, kiri, dan belakang rumah menempel dengan dinding rumah lainnya, Anda bisa meletakkan exhaust fan pada plafon atau sering disebut ceiling ventilating fan. Exhaust fan jenis ini menggunakan elemen tambahan, yaitu pipa atau ducting untuk meneruskan udara keluar ruangan (lewat genting). Karena adanya hambatan pipa-pipa ini, sebaiknya pilih daya sedot atau air volume yang lebih besar dari perhitungan exhaust fan untuk dinding.

Tergantung Luas dan Fungsi Ruangan
Dalam memilih daya sedot exhaust fan, hal yang perlu diperhatikan adalah dengan mengetahui luas dan fungsi ruangan terlebih dahulu. Berikut ini adalah rumus perhitungannya menurut yang tertulis di kdk.co.id.


Kebutuhan exhaust fan = A x B
Keterangan:
A: volume ruangan (m3)
B: Nilai kebutuhan frekuensi pergantian udara dalam satu jam untuk suatu ruangan tertentu yang akan dipasang exhaust fan (lihat tabel).
Satuan ACH (air changes per hour)
Tabel Air Change Rate
Jenis Bangunan Jenis Ruangan ACH
Rumah Dapur 15
Ruang keluarga 6


Ruang baca/ruang kerja 6


*) Sumber: kdk.co.id
Contoh:
Pada ruang keluarga dengan panjang 10m, lebar 8m, dan tinggi 3,5m, maka perhitungan kebutuhan kapasitas exhaust fan sebagai berikut.
A x B
= (10 x 8 x 3,5) x 6
= 280m³ x 6
= 1.680m³/jam
Dengan hasil demikian, pilih spesifikasi exhaust fan bernilai minimal 1.680m³/jam. Untuk contoh ini, redaksi Tabloid RUMAH pilihankan exhaust fan merek KDK wall v-fan tipe 30RQN5 dengan diameter kipas 30cm, dengan kekuatan 1.800m³/jam.



 Sumber: Tabloidrumah.com
(Florensia Ranny )
Ilustrasi: Aldi Komarullah

Rabu, 22 Mei 2013

Bagi Fungsi di Kamar Mandi





Bagaimana cara membuat kamar mandi hunian tampak lebih rapi dan fungsional? Bagi-bagi zonanya sesuai area basah dan kering saja, yuk!


Sesuai fungsinya, kamar mandi menjadi tempat kegiatan sanitasi terjadi, mulai dari mencuci muka, menggosok gigi, hingga mandi. Ragam aktivitas ini lah yang seringkali membuat organisasi dan tata letak kamar mandi menjadi berantakan, bahkan cenderung kotor dan kumuh. Namun, ada yang berbeda dengan area sanitasi di kediaman Amien Moeladi ini. Kamar mandi di bilangan Cilangkap tersebut memiliki beberapa area yang terpisah oleh pintu berlapis kaca buram. Terbagi-bagi dengan rapi.
Area pertama di kamar mandi berukuran  3m x 5m ini merupakan zona aktivitas sanitasi yang tak memerlukan air dalam jumlah banyak. Kata “bersih” terbesit seketika dalam benak. Lantai yang terbuat dari keramik gelap bertekstur tersebut seakan bebas dari air yang menggenang. Tak heran, bila area ini biasa disebut dengan area kering dalam kamar mandi.

Dari area pertama, terlihat dua buah pintu sebagai pemisah dengan area lainnya. Meskipun aktivitas yang dilakukan sama, tetapi dua area ini memiliki perangkat yang berlainan. Biasanya pengguna kamar mandi ini memakai area shower bila memerlukan kegiatan mandi yang cenderung praktis dan cepat. Sedangkan bathtub berguna sebagai sarana relaksasi penghuni dari kediaman Amien Moeladi ini.
Area kering dan area shower dipisahkan oleh pintu kaca sunblast. Sebagai tempat meletakkan aksesori sanitari, terdapat ambalan yang terbuat dari keramik gelap bertekstur kasar. Terkesan seperti kayu yang biasa ditemukan di pedalaman hutan, tetapi tidak lapuk dan tahan terhadap air.

Area selanjutnya adalah area bath tub. Pintu geser berbahan kaca tempered menghiasi ruang kosong antara area kering dan bath tub ini. Pemandangannya begitu menarik hati. Bath tub didesain terbuka, bersatu dengan dinding yang terbuat dari batu candi nan rapi. Tak hanya material yang membuatnya tersentuh kesan alami, tanaman hijau terletak di kiri dan kanan bath tub keramik tersebut.
Alhasil, tiga area dalam satu kamar mandi yang sama, seakan memiliki konsep berbeda satu sama lain. Namun, benang merah di antara ketiganya masih tetap terasa. Bersih dan apik, mencerminkan pembagian fungsi ruang yang seimbang.



sumber: tabloidrumah.com
(CANDELLA SARDJITO)

FOTO: VICTOR ADIANGGARA
LOKASI: KEDIAMAN AMIEN MULADI, CILANGKAP, JAKARTA

Selasa, 21 Mei 2013

Mendaur Ulang Fungsi Nako


Jendela nako sering dianggap sudah ketinggalan jaman. Tapi tidak demikian dengan jendela nako pada desain fasad rumah ini.
Susunan kaca nako pada jendela pernah sangat populer pada tahun 80-an. Dalam sebuah rumah setidaknya ada satu bagian yang dilengkapi jendela nako. Namun seperti halnya tren fashion masa lalu yang selalu populer kembali, tren arsitektur pun demikian. Arsitek Ir. Andra Matin telah mencoba mendaur ulang kembali fungsi kaca nako dengan sentuhan kekinian.

Fasad Tertutup untuk Lantai Bawah
Rumah yang terletak di daerah Lebak Bulus ini punya konsep fasad yang sederhana. Perancangnya ingin menjadikan rumah ini sebagai tempat yang privat sekaligus bangunan yang dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
Lantai bawah yang lebih mudah dicapai orang terwujud dalam fasad yang lebih tertutup. Tujuannya agar ruang-ruang di dalamnya memiliki privasi yang tinggi. Fasad tertutup ini berupa pintu-pintu panel, yang ketika ditutup akan lebih menyerupai dinding ketimbang pintu. Kendati terkesan tertutup, sebagian besar lantai bawah berupa panel yang dapat dibuka. Menurut pemiliknya, rancangan seperti ini cukup memudahkan pemilik rumah bila ingin mengadakan acara-acara keluarga.

Nako, Sosialisasi dengan Lingkungan
Fasad lantai atas sebagian besar terdiri dari kaca-kaca nako yang terbuka, semi transparan, dan merupakan simbol sosialisasi dengan lingkungan. Meski begitu, ruang-ruang di dalamnya tetap privat sebab kaca yang digunakan sebagian besar jenis kaca yang tidak bening (kaca es). Selain itu kamar-kamar di balik kaca nako dipasangi gorden.
Secara estetis, penggunaan kaca nako di lantai atas ini berlaku sebagai penyeimbang massa lantai bawah yang masif. Alasan pemilihan kaca nako karena nako merupakan material yang fungsional, mudah penggunaan maupun perawatannya. Dengan adanya fleksibilitas sudut bukaan, pengguna dapat mengatur besar bukaannya.

Apakah Masih Perlu AC?
Ventilasi dalam rumah ini tercipta dengan baik berkat jendela nako. Ketika seseorang berada di dalam ruang, kesejukan akan terasa karena udara selalu dapat mengalir. Di lingkungan yang bersih seperti lokasi rumah ini, pada pagi dan sore hari penghuni rumah tidak lagi memerlukan pendingin ruangan (AC).
Lain halnya bila lokasi rumah berada di daerah padat yang panas, berdebu, dan tingkat polusinya tinggi. Tentu AC tetap akan diperlukan. Di rumah ini, penghuninya menggunakan AC hanya pada saat istirahat di malam hari, yakni ketika semua jendela harus ditutup (alasan keamanan). Selain itu, udara luar di malam hari juga kurang baik untuk kesehatan.(mya)

Struktur Jendela Nako
Dilihat dari sisi desain, alasan pemakaian jendela nako pada rumah ini adalah sebagai penyeimbang dari fasad lantai bawah yang masif dan tertutup. Kaca-kaca nako pada lantai atas menggunakan produk louvre windows dari Dicky Premium (produsen kaca nako). Di sini digunakan kaca dalam jumlah besar (sekitar 1.800 daun) sehingga hampir menutupi seluruh permukaan dinding.
Struktur utama nako menggunakan struktur aluminium—fabrikasi powder coating putih. Struktur seperti ini memang sudah sering dipakai sebagai konstruksi vertikal nako. Sedangkan untuk perkuatan horizontal, perancang menggunakan plat besi setebal 10 mm yang dipasang menempel ke balok, kemudian di-finishing zyncchromate dan cat.


 Sumber : tabloidrumah.com
LOKASI: KEDIAMAN IBU YAHYA, LEBAK BULUS, JAKARTA
FOTO: TNR, DOK. ANDRA MATIN ARCHITECT & PARTNERS

Solusi Muai Susut Pintu dan Jendela




Pintu berbahan kayu memang sering menimbulkan masalah. Salah satunya ketika pintu rumah tiba-tiba menjadi tidak pas dengan kusennya, sehingga kesulitan setiap akan menutup dan membukanya. Hal yang terjadi dalam hal ini adalah pemuaian material kayu karena faktor lingkungan. Apalagi dengan hujan yang masih saja sering datang sekarang ini, udara lembap akibat hujan membuat kayu menjadi mengembang, sehingga ukurannya menjadi lebih besar dari yang seharusnya. Apalagi kalau pintu sering terkena percikan air. Inilah yang menyebabkan pintu menjadi susah dan seret ketika dibuka tutup.

Untuk mengatasi hal ini, lakukan penipisan dengan cara menyerut pintu kayu. Sebelumnya, lepaskan pintu dari kusen, kemudian serut bagian yang menebal. Lakukan penipisan antara 1-2mm, dan sesuaikan kembali hingga pintu dapat masuk ke dalam kusen. Supaya  rapi dan tak terlalu terlihat, serut bagian pintu yang tersembunyi, misalnya bagian yang dipasangi engsel.

Masalah ini sebenarnya bisa dicegah. Saat pertama kali memasang pintu kayu, berikan rongga secukupnya antara pintu dengan kusen. Rongga ini nantinya akan terisi, ketika kayu mengembang, saat musim hujan. Pilihlah juga kayu yang melalui proses pemanasan/ oven, sehingga kadar air dalam kayu berkurang, dan didapatkan volume kayu yang relatif konstan. Sebelum dipasang, aplikasikan wood filler untuk mengisi pori-pori kayu, sehingga tak terlalu dipengaruhi lingkungan, termasuk kemungkinan susut pada musim panas.






Sumber: tabloidrumah.com

( Florensia Ranny )

Foto: Candella Sardjito

Jumat, 17 Mei 2013

Makin Sejuk dengan Waterwall


 

Pada taman ini waterwall dibuat untuk menghiasi dinding besar yang polos. Selain menambah keindahan taman, rumah pun lebih sejuk dengan kehadiran waterwall.


Menghadirkan gemericik air di hunian Anda sebenarnya sederhana saja, namun ternyata bisa memberikan efek yang besar. Rumah yang dihiasi dengan kolam beserta air yang mengalir dari atas pastinya terasa lebih adem, bukan? Kini telah banyak kreasi eksterior bahkan interior yang menghadirkan unsur air di dalamnya, menyadari betapa besar efek air bagi hunian kita. Salah satu kreasi yang kini semakin diminati masyarakat ialah waterwall.
Anda pasti pernah atau bahkan sering melihat waterwall pada taman, bahkan terkadang pada interior rumah maupun bangunan lainnya. Waterwall merupakan sebuah unsur dekoratif yang memadukan air dengan dinding. Konsep waterwall pada dasarnya ialah mengaliri air dari bagian atas dinding dan membiarkannya jatuh membasahi dinding tersebut, kemudian air dialirkan ke atas dengan pompa untuk kemudian dialirkan ke bawah kembali, begitulah seterusnya. Material dinding untuk waterwall bisa bervariasi, namun kebanyakan orang menggunakan berbagai jenis batu alam, untuk menguatkan kesan natural yang dibuat oleh waterwall tersebut. Waterwall juga terkadang ditambah dengan tanaman sebagai penghias, maupun elemen penghias lainnya seperti lampu, patung, dan lain-lain.
Kini waterwall sangat banyak ditemukan di rumah tinggal, salah satunya di kediaman keluarga Bambang. Rumah yang terletak di Bumi Serpong Damai ini memiliki sebuah taman dengan waterwall yang menjadi fokal point taman tersebut. Waterwall ini diakui merupakan ide dari Bambang sendiri, ia meminta arsitek yang merenovasi rumah mereka untuk membuat sebuah waterwall yang menghiasi taman samping rumah.
Bagian samping rumah ialah berupa dinding yang memisahkan rumah ini dengan rumah tetangga. Agar dinding tidak terlihat kosong, maka dibuatlah sebuah waterwall besar yang menghiasi sebagian besar bagian dinding tersebut. Bagian dinding waterwall menggunakan batu marmer berwarna gelap, senada dengan warna dinding keseluruhan. Air yang dibiarkan mengalir dari atas jatuh ke bagian bawah waterwall dimana terdapat sebuah kolam dengan beberapa ikan koi. Waterwall lengkap dengan kolam ikan ini sekaligus menyalurkan hobi sang anak yang senang memelihara ikan.
Waterwall ini tak hanya membuat taman terlihat lebih menarik. Menurut sang istri, Mariani, kehadiran waterwall membuat susasana rumah terasa lebih sejuk. Suara air yang mengaliri dinding dan gemericik air saat jatuh ke kolam juga membuat siapa saja yang mendengar merasa rileks.




sumber : Tabloidrumah.com
( ADISSA MAHANI )


FOTO: TEDDY YUNANTHA

Jumat, 10 Mei 2013

Beragam Efek Warna pada Ruang

 





Setiap warna atau kelompok warna akan memberikan arti yang berbeda-beda secara psikologis. Berikut beberapa contohnya.

Secara umum merah dapat diartikan sebagai warna yang menimbulkan kesan kuat, berani, percaya diri, dan gairah. Selain memengaruhi psikologi manusia, warna ini juga dapat berpengaruh pada fisik, yang dapat meningkatkan detak jantung dan membuat napas lebih cepat. Karena itu, jika warna ini diterapkan untuk warna interior ruang keluarga, suasana ceria dan kegembiraan dapat ditercipta. Namun begitu, penggunaan warna ini bisa juga dilihat sebagai agresifitas.
Warna merah bisa dipakai sebagai aksen dinding rumah sebagai penarik perhatian yang intens dan besar. Jika kadar mencoloknya tidak ingin terlalu ditonjolkan, pilihlah nada warna merah yang lebih lembut seperti marun. Warna ini dianggap cocok jika ditempatkan di ruang keluarga. Kelompok warna merah yang lebih lembut lainnya adalah pink. Menggunakan warna pink pada ruang keluarga dapat dapat menciptakan aura positif saat diaplikasikan pada interior terutama jika dipadukan dengan warna putih.
Selain kelompok merah, warna kuning atau oranye bisa juga menjadi tema ruang keluarg Anda. Penggunaan warna kuning pada dinding ruang keluarga dapat menambah keceriaan ketika berkumpul. Hampir serupa dengan kuning, warna oranye dapat merangsang suasana hati yang mampu menyeimbangkan dan mengangkat semangat.
Violet memberikan perasaan damai dan saling memahami. Sedangkan hijau dapat menimbulkan kesan relakasasi, yang dapat menyeimbangkan emosi dan menciptakan keterbukaan antar anggota keluarga. Dan jika biru dapat memberi kesan menenangkan dan menghapus stress, maka coklat dapat memberikan rasa hangat dan nyaman.


Buat Variasi
Jika Anda sudah menentukan sebuah tema warna yang akan diterapkan pada ruangan, pikirkan juga padu padan warnanya, untuk penyeimbang warna dominan ruangan. Jangan menerapkan satu warna untuk seluruh elemen ruang keluarga, untuk menghindari kesan membosankan. Hal ini bisa dilakukan dengan memvariasikan warna dinding, misalnya dengan menggunakan dua warna. Selain itu, permainan warna juga bisa dilakukan dengan melakukan perbedaan warna dominan lewat warna-warna berbeda pada furniture, seperti sofa atau meja, ataupun berbagai aksesoris ruang seperti bantal, bunga, dan sebagainya.
Padu padan warnanya tergantung dari kesan yang ingin ditampilkan.  Misalnya saja, untuk menimbulkan warna dengan kesan ceria, warna merah bisa “ditabrakan” dengan warna hijau atau kuning. Namun jika menginginkan nuansa yang hangat atau rileks, padu padan warna monokromatik bisa menjadi referensi. Bisa juga variasi warna dilakukan dengan menggabungkan warna dominan ruang dengan warna netral seperti putih atau abu-abu.



Sumber : Tabloidrumah.com
(FLORENSIA RANNY)

FOTO : JOU ENDHY PESUARISSA

Furnitur di Ruang Terbatas

 

Ukuran kecil sudah menjadi alat sortir tersendiri bagi furnitur yang dapat masuk di dalamnya. Apa saja jenis furnitur yang dapat Anda pilih dan tata di rumah mungil?


Salah satu unsur interior yang memegang peranan penting dalam memberi “ilusi” lega adalah furnitur. Karena itu, Anda harus memilih dan menata furnitur dengan bijak. Dalam rumah mungil, utamakan fungsi, estetika mengikuti. Berikut beberapa saran furnitur yang bisa Anda gunakan dalam rumah mungil.

1. BENTUK DAN GAYA SIMPEL
Mungil mungkin identik dengan simplisitas. Namun, simpel tak berarti “mati”. Saat ini banyak sekali furnitur simpel yang ekspresif: eksperimental dalam kesederhanaan. Anda bisa memilih, misalnya furnitur yang minim ukiran, dengan material kayu yang terkesan mentah/unfinished. Beberapa desainer mengganti ukiran dengan memotong beberapa bagian ujung atau siku furnitur. “Profil” ini sudah cukup meramaikan bentuk furnitur, memberikan tekstur yang tak membosankan. Ekspresif dalam kaidah simplisitas.

2. UKURAN TIDAK BULKY
Yang dimaksud dengan bulky adalah besar yang cenderung memberi kesan padat dan penuh, “makan tempat”. Ukuran standar minimal kenyamanan (ergonomis) sudah cukup, misalnya tempat duduk sofa single ukurannya 50cm x 50cm, jika double bisa saja 90cm x 50cm, tidak 100cm x 50cm. Anda bisa pilih sofa bersandaran tidak tebal, yang dapat disubstitusi oleh bantal. Bisa juga pilih sofa tanpa lengan.
Ukuran ketinggian pun berpengaruh dalam memberi kesan lega pada ruangan. Dalam beberapa penataan interior apartemen, terdapat meja-meja yang dibuat rendah, misal credenza di 1 bagian hanya berketinggian 20cm, fungsi penyimpanan bisa dipindahkan pada ambalan; coffee table (meja di tengah ruang keluarga) berketinggian 40cm; dll. Ketinggian furnitur ini bisa sangat berpengaruh bila ketinggian plafon cukup rendah. Sekalipun demikian, jangan sampai memangkas ukuran standar kenyamanan.

3. TAK RAMAI MOTIF DAN WARNA
Sama halnya dengan keramaian orang di suatu tempat, motif dan warna juga dapat memberi ilusi penuh pada ruang. Di satu sisi, motif dan warna bisa menghapus kesan datar desain ruang. Elemen ini tergantung pada warna dinding dan lantai. Jika Anda suka merah dan ingin menggunakan warna ini sebagai warna dominan pada ruang, bisa saja. Catatannya adalah pilih warna dinding yang bisa menjadi pelengkap atau yang mampu “mengeluarkan” warna merah furnitur—tak lebih dominan. Elemen-elemen ini harus saling mendukung. Jika satu menjadi fokus, yang lainnya harus “mengalah”.
Anda yang tak suka warna-warna agresif, bisa memilih warna-warna netral atau earthern colour, seperti putih, krem, mocca, cokelat pastel, dll. Warna ini ringan dan efeknya memberi kesan lega. Motif dan warna kontras dapat diposisikan sebagai aksen penyegar. Agar motif dan warna tak bertabrakan, samakan tone-nya.

4. FURNITUR BERODA
Interior bisa dibilang permainan psikologi, yang memengaruhi pikiran manusia melalui indera pelihat dan perasa. Nah, furnitur beroda mungkin dapat dikategorikan demikian. Karena sifatnya yang movable (dapat dipindahkan), furnitur ini kesannya ringan sehingga orang tak merasa “tertekan” dengan kehadiran furnitur ini. Furnitur-furnitur ini juga memudahkan Anda dalam mengatur tata ruang, sehingga ruang mungil Anda bisa berganti suasana kapan pun Anda mau.

5. FURNITUR BERONGGA
Seperti dalam konfigurasi ruang di rumah mungil, yang meminimalkan pembatas, demikian pula furnitur. Karena ketidakpadatannya, furnitur berongga memberi kesan ringan dan tidak membuat ruangan terasa penuh. Logikanya, secara matematis pun, volume benda berongga lebih sedikit mengurangi volume ruang dibandingkan benda padat utuh. Furnitur berongga bisa dari anyaman, seperti bambu, rotan, atau eceng gondok. Dapat juga dari material padat seperti kayu yang desainnya tidak tertutup penuh.

6. BENTUK COMPACT
Ruang-ruang terbatas yang dimiliki hunian mungil, seringkali mengganggu kelancaran berjalannya program aktivitas Anda. Jarak ruang kosong yang minim, diakibatkan oleh bentuk furnitur yang tidak sesuai serta fungsinya yang boros. Furnitur lipat dan multifungsi merupakan dua contoh furnitur compact yang dapat Anda manfaatkan ketika menata interior hunian mungil. Selain praktis, furnitur compact dapat membantu Anda menghemat ruang yang dibutuhkan.


7. FURNITUR TANAM
Furnitur tanam (built-in), biasanya bersifat custom-made. Berbeda dengan furnitur loose atau lepas yang bisa didapatkan retail, furnitur tanam tak bisa berpindah tempat. Ia dapat menjadi area simpan dan pajang. Dengan ini, Anda dapat menghemat pemakaian ruang berlebih.  Selain itu, ruangan pun tampak lebih luas, karena barang-barang pun tertata dengan rapi dalam furnitur tanam tersebut.


8. SOFA L-SHAPE
B dan ukuran sofa yang tak sesuai dapat membuat ruangan terasa sempit, penuh dan sesak. Anda bisa menggunakan sofa sudut berbentuk “L” dalam ruang duduk. Sofa ini cenderung memaksimalkan fungsi pojokan ruang yang biasanya kosong melompong. Tak hanya dapat memuat lebih banyak pengguna, sofa L dapat menjangkau sudut-sudut ruangan, sehingga lebih hemat tempat.




Sumber : TabloidRumah.com
(SWASTI TRIANA CHRISNAWATI)

FOTO: TEDDY YUNANTHA